Senin, 07 Desember 2009

SEJARAH MINYAK MAMALA








Ass. wr. wb.
Buat basudara samua khususnya yang belum tau tentang sejarah Minyak Mamala yang saat ini dilestarikan lewat acara baku pukul manyapu, mungkin beta bisa memberi sedikit cerita lewat beberapa alinea yang sederhana ini

Minyak Tasala Penyambung Tiang

Menurut penuturan sejumlah tetua adat dan masyarakat Mamala, tradisi Pukul Manyapu bermula saat pemindahan perkampungan para leluhur mereka yang semula tinggal di pegunungan ke wilayah pesisir. Pemindahan yang dilakukan penguasa kolonial Belanda itu terjadi setelah para pejuang Hitu dikalahkan di pesisir utara Pulau Ambon dalam Perang Kapahaha pada tahun 1643-1646.

Masyarakat Mamala, yang saat itu sudah menganut Islam, juga memindahkan masjid mereka ke daerah baru. Saat pembangunan masjid berlangsung, salah satu tiang penopang masjid patah.

Pemuka adat dan pemuka agama Negeri Mamala pun berkumpul menyelesaikan permasalahan tersebut. Mereka terdiri atas Imam Tuni selaku imam masjid, Latulehu sebagai pimpinan pemerintahan adat Mamala, serta Patikiambessy selaku tukang besar yang memimpin pembangunan masjid. Hasil musyawarah meminta kepada Imam Tuni untuk berdoa dan meminta petunjuk kepada Allah SWT guna mencari solusi atas masalah tersebut.

Saat Imam Tuni tidur pada malam hari, ia merasa didatangi seorang kakek yang menghibur dirinya. Menurut kakek itu, Imam Tuni tidak perlu bersusah hati. Untuk mengatasi patahnya tiang masjid, Imam Tuni cukup mengoleskan minyak kelapa yang telah dibacakan doa-doa berdasarkan ayat–ayat suci Al Quran. Selanjutnya, ia disarankan cukup membalut tiang itu dengan kain putih.

Imam Tuni pun menyampaikan mimpi tersebut kepada Latulehu dan melaksanakan petunjuk kakek yang ada dalam mimpinya tadi. Setelah diolesi minyak kelapa, tiang yang patah tersebut kemudian ditutup dengan kain sesuai dengan petunjuk dalam mimpinya.

Keesokan harinya, saat kain itu dibuka, kayu yang patah telah tersambung kembali. Sejak itulah minyak yang dikenal dengan nama minyak tasala itu diyakini memiliki keampuhan mengobati luka, keseleo, ataupun sejenisnya. Tasala sendiri dalam bahasa setempat diartikan sebagai keseleo atau salah urat.

Untuk menguji keampuhan minyak tasala itulah digelar prosesi Pukul Manyapu. Dan, selama ini minyak tasala terbukti mampu menyembuhkan luka akibat sabetan lidi dalam Pukul Manyapu tanpa menimbulkan efek samping. Luka-luka akibat sabetan lidi yang diolesi minyak tasala biasanya mengering antara 3-7 hari.

Minyak tasala hanya dibuat pada malam sebelum pelaksanaan Pukul Manyapu. Meskipun demikian, khasiat minyak tersebut bertahan cukup lama karena warga yang memiliki sedikit minyak tasala, setelah digunakan untuk mengobati luka para peserta Pukul Manyapu, biasanya akan menambahkan minyak kelapa lain kepada minyak asli sehingga khasiatnya tetap terjaga. Namun, minyak tersebut tidak dapat diperjualbelikan. "Jika diperjualbelikan, maka khasiatnya akan hilang...

"Kalo dari cerita di atas belum bisa memberi kejelasan beta minta maaf,
karena itu hanya resume tentang sosial dan budaya dari beta punya data penelitian skripsi beberapa waktu lalu di Mamala"

Waslkm. wr. wb.

3 komentar:

  1. copy ah,,,
    buat mamala.blog.com,,,

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum....Blognya mantaap. Beta salah kira....seng taunya su ada websitenya anak2 amalatu so dari dulu lae.....lanjutkan dan kembangkan ee...mari katong anak2 Amalatu manggurebe maju di atas nilai2 kejujuran, kebenaran dan keikhlasan.....

    BalasHapus